Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri
sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin
membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda
telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya
ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah
cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini
menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University
of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan.
Menurutnya:
"Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan
hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di
otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan
cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun."
Jika telah
berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks,
bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan
oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa
hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang
membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan
tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan
dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari
pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda?
Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta
pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya?
Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda
dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau
ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang
tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang
yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler
di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan
tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak
lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang,
padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji
kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta
anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam
keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah
gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat
yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu
bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang
wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al
Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam
hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu
sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan
hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah
Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu
merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang
untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya:
bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga
menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah,
taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam,
didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian
Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam
tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu
kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain.
Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya
yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia
ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga
giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan
bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain,
maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi
memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima
perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan
dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam
membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil
kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya.
Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya.
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang
dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa
dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar
senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini
dalam ungkapan yang cukup unik:
Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari
rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki
yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama,
maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal
sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut
dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda
menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka
spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi
membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai
asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai
menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda
mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas
urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari
bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah
atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik
arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua
dengan perceraian:
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan)
itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara
seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati
nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan
anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji
palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang
sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya
harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan:
karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena
agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya
engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai,
datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya
akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia,
akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan
tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah
menjemput.
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari
itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali
orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta
yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam
alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda
mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun
engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia
merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia
mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya
bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.”
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang
mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa
angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air
hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah
hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak
akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu
karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan
akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah,
maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman
orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang.
Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah
yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah
cinta suci yang abadi saudaraku.
Thursday, November 8, 2018
5 tips bagi anda yang ngebet nikah
Usia 21-an sangat rentan sekali dengan semilir manisnya sebuah bahtera rumah tangga. Bisa dibilang udah ‘ngebet pengen kawin’. Rasa ini pun kian mencuat menjadi-jadi, jikalau mendengar hadis Rasulullah SAW yang berisikan keutamaan pernikahan.
Sabda Rasulullah SAW, “Jika seseorang menikah maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya,” (HR Al-Baihaqi).
Sungguh hadis di atas membuat yang masih lajang ingin cepat menikah semakin kuat. ‘Jika seorang menikah maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya’, begitu tergiur rasanya untuk segera menikah jika terus mendengar dan mengingat kalimat ini. Coba bayangkan dengan menikah kita sudah menyempurnakan separuh dari agama. Masya Allah…
Tapi tunggu dulu, ngebet pengen kawin sah-sah saja tak ada yang melarang. Apalagi, kalau niatnya untuk menyempurnakan sebagian agama Allah (karenaNya)? Betul atau tidak? Jika memang betul, emang calonnya sudah ada?
Jika niatnya tidak karena Allah semata-mata ingin memuaskan hawa nafsu saja. Tahan dulu! Sabar, emangnya nikah buat main-main apa? Sudah puas langsung tinggal. Tidak seperti itu, nikah merupakan sebuah perjanjian antara kita dan Allah SWT, bukan dihadapan manusia saja. Menikah juga bukan hal yang ‘remeh’ tetapi hal yang sakral. Jadi jangan main-main dengan pernikahan karena udah tidak tahan.
Untuk sekarang ini lebih baik ditahan dulu ngebet pengen kawinnya, karena… .
1. Luruskan niat karena untuk beribadah kepada Allah SWT.
2. Merenung, apakah kita sudah memantaskan diri untuk pasangan kita kelak? Jika belum. Pantaskan dulu saja
3. Tanya pada diri kita, sudah siapkah menjalani komitmen dalam pernikahan?
4. Tanya pada diri kita, sudah siapkah menjadi orang tua yang membimbing anak-anaknya untuk menjadi anak yang shaleh/shalehah?
5. Menintalah kepada Sang Pemilik Hati Allah SWT untuk senantiasa menjaga hati ini untuk tidak salah memilih
Bersabarlah tidak usah terburu-buru ngebet pengen kawin, tetapi renungkanlah dan mintalah kepadaNya segala yang terbaik menurutnya.
karna kesabaran akan sebuah penatian itu akan indah. jangan tergesa gesa karna penyesalan akan selalu mengintai anda. kita pasti menginginkan pernikaahan yang harmois bukan ? dan kita juga pasti menginginkan pernikahan yang sekali seumur hidup
renungkan lah tips diatas
semoga anda tidak salah pilih yaaa
dan semoga anda bahagia
selamanyaaa
dan tentunya dengan pasangan anda
๐๐๐๐๐
semoga bermanfaat ya...,...
Monday, November 5, 2018
keikhlasan yang sebenarnya
berbicara tentang ikhlas pun membutuhkan keikhlasan. iklas dibutuhkan dimana pun dan kapan pun dan oleh siapa pun.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sebagaimana telah diketahui, ikhlas adalah pondasi amalan. Selain harus sesuai tuntunan, amalan juga harus dilandasi dengan keikhlasan. Tanpanya, amal dan kebaikan hanya akan menjadi sirna. Bagaikan debu-debu yang beterbangan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, sejak kapan kiranya kita mendengar kata ikhlas? Ya, mungkin ada diantara kita yang sudah mendengarnya belasan atau puluhan tahun. Kita harus ikhlas, karena kalau tidak ikhlas maka amal kita tidak diterima di sisi Allah, sebesar apapun amal itu.
Kita sudah mengetahui hal itu sejak lama. Namun, pada kenyataannya seringkali nilai-nilai keikhlasan itu terkikis, terkoyak, tercabik-cabik oleh berbagai ambisi dan kepentingan dunia. Ambisi terhadap kedudukan, pujian, sanjungan, pangkat dan jabatan. Orang rela mencurahkan segala energi dan potensinya, hanya demi mengejar popularitas dan ketenaran belaka.
Amal demi amal dia tumpuk. Kebaikan demi kebaikan dia kerjakan. Prestasi demi prestasi dia koleksi dan banggakan. Setiap jengkal bumi seolah menjadi saksi akan langkah dan segenap jasa yang dia berikan kepada umat manusia dan peradaban. Akan tetapi, Allah Yang Maha Mengetahui isi hati tidak bisa ditipu mengenai apa yang terdapat di dalam hatinya. Apakah dia seorang yang mukhlis/benar-benar ikhlas. Ataukah itu semuanya hanya topeng dan pemanis belaka…
Saudaraku yang dirahmati Allah, Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah pernah menafsirkan tentang makna ahsanu amalan; amalan yang terbaik. Kata beliau, ahsanu ‘amalan itu adalah ‘akhlashuhu wa ashwabuhu’ yaitu yang paling ikhlas dan paling benar. Amal yang Allah terima adalah yang ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah, sedangkan benar maknanya jika ia berada di atas tuntunan/as-Sunnah. Poin yang ingin kita petik di sini adalah perihal keikhlasan…
Syi’ar orang-orang yang ikhlas itu adalah seperti yang Allah kisahkan perkataan mereka, “Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kalian demi mencari wajah Allah, kami tidak ingin balasan ataupun ucapan terima kasih.” Demikianlah syi’ar dan isi hati mereka. Tidak mengharapkan balasan dan imbalan dari manusia. Yang mereka inginkan adalah keridhaan Allah. Mereka juga tidak mencari sanjungan dan simpati massa. Sebab yang mereka cari adalah wajah Allah semata. Inilah potret keikhlasan yang sering kita lupakan.
Kita pun pernah mendengar kisah, tentang tiga orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat. Seorang mujahid, seorang yang berilmu dan pandai membaca al-Qur’an, dan seorang kaya yang suka memberikan bantuan dan kepedulian. Ketiga-tiganya harus menerima kenyataan pahit bahwa amal mereka ditolak di sisi Allah dan membuat mereka masuk ke dalam neraka.
Bukan karena amalan itu tidak sesuai Sunnah, bukan karena amalan itu kecil atau tidak memberikan manfaat untuk umat, bukan karena amalan itu remeh. Namun, karena amal-amal besar yang mereka lakukan telah tercabut dari akar keikhlasan. Amal dan kebaikan mereka hangus gara-gara tidak ditegakkan di atas niat yang ikhlas… Sungguh benar ucapan Abdullah bin al-Mubarok rahimahullah, “Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar karena niatnya. Dan betapa banyak amal yang besar justru menjadi kecil juga karena niatnya.”
Marilah kita renungkan! Apa beda takbirnya orang yang ikhlas seratus karat dengan takbirnya orang yang munafik tulen? Apa bedanya? Tidak ada bedanya. Karena ucapan takbir ‘Allahu akbar’ ketika sholat diucapkan siapa pun, entah dia muslim atau munafik. Jadi, masalah ikhlas ini bukan masalah penampilan, tata-cara dan sifat fisik yang bisa ditangkap dengan indera. Ikhlas adalah persoalan hati. Sesuatu yang tertancap dan bergolak di dalam hati seorang insan.
Ikhlas ini harus berjuang mati-matian untuk bisa eksis dan berjaya di pentas pertarungan antara pasukan tauhid dan pasukan kemusyrikan, perang yang dahsyat antara brigade iman dengan gerombolan kekafiran, ikhlas harus menang dan mengatasi keadaan. Banyak musuh yang mengincarnya. Musuh mengetahui bahwa ikhlas itulah yang menjadi rahasia kemenangan dan gerbang keselamatan. Sebagaimana kisah Yusuf ‘alaihis salam yang begitu menyentuh dan menegangkan. Keikhlasan beliau adalah pintu cahaya Allah, kunci hidayah dan kesucian diri. Godaan wanita cantik dan berkedudukan tak berhasil menyeretnya dalam kenistaan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, ikhlas selalu berada dalam incaran dan ancaman. Musuh mengintai dan terus mengawasi gerak-gerik hati. Sebisa mungkin mereka menargetkan agar hati itu terus terbuai oleh kenikmatan semu dan kebahagiaan palsu yang dibungkus dengan selebung ketenaran dan harumnya popularitas. Bahkan, setan berusaha menanamkan pikiran kepada si manusia bahwa jerih payah memburu popularitas inilah sejatinya cermin dari keikhlasan. Dia ingin memberikan wajah ikhlas kepada kesyirikan. Na’udzu billahi min dzalik.
Berbicara tentang ikhlas pun membutuhkan keikhlasan. Ikhlas dibutuhkan dimana pun dan kapan pun, oleh siapa pun. Oleh sebab itu, wajarlah jika Imam Bukhari rahimahullah menempatkan hadits innamal a’malu bin niyaat; bahwa amal dinilai dengan niatnya di bagian awal kitab Sahihnya. Demikian pula Imam Abdul Ghani al-Maqdisi dalam kitabnya ‘Umdatul Ahkam serta Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin dan al-Arbain an-Nawawiyah. Ini semua menunjukkan kepada kita tentang pentingnya meluruskan niat dan menjaga keikhlasan.
Sebagian ulama salaf bahkan mengatakan, “Tidaklah aku berjuang menundukkan diriku dengan perjuangan yang lebih berat seperti perjuangan untuk mencapai ikhlas.” Sebagian mereka juga mengatakan, “Ikhlas itu adalah ‘barang’ yang paling mahal.” Ada juga yang mengatakan, “Ikhlas sesaat adalah kunci keselamatan untuk selama-lamanya.” Ada pula yang menasihatkan, “Wahai jiwaku, ikhlaslah kamu niscaya kamu akan selamat.”
Pada hari kiamat nanti, di padang mahsyar, tatkala matahari didekatkan sejarak satu mil. Ketika itu manusia bermandikan peluh dan terjebak dalam genangan keringatnya masing-masing. Di saat itulah Allah berkenan memberikan naungan Arsy-Nya untuk sebagian hamba pilihan. Hamba-hamba yang menghiasi dirinya dengan rona keikhlasan dan semangat ketulusan. Diantara mereka itu adalah, “Seorang lelaki yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” Inilah air mata keikhlasan dan rasa takut kepada Allah. Ada juga “Seorang lelaki yang memberikan sedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” Ini semua adalah cerminan keikhlasan.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sebagaimana telah diketahui, ikhlas adalah pondasi amalan. Selain harus sesuai tuntunan, amalan juga harus dilandasi dengan keikhlasan. Tanpanya, amal dan kebaikan hanya akan menjadi sirna. Bagaikan debu-debu yang beterbangan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, sejak kapan kiranya kita mendengar kata ikhlas? Ya, mungkin ada diantara kita yang sudah mendengarnya belasan atau puluhan tahun. Kita harus ikhlas, karena kalau tidak ikhlas maka amal kita tidak diterima di sisi Allah, sebesar apapun amal itu.
Kita sudah mengetahui hal itu sejak lama. Namun, pada kenyataannya seringkali nilai-nilai keikhlasan itu terkikis, terkoyak, tercabik-cabik oleh berbagai ambisi dan kepentingan dunia. Ambisi terhadap kedudukan, pujian, sanjungan, pangkat dan jabatan. Orang rela mencurahkan segala energi dan potensinya, hanya demi mengejar popularitas dan ketenaran belaka.
Amal demi amal dia tumpuk. Kebaikan demi kebaikan dia kerjakan. Prestasi demi prestasi dia koleksi dan banggakan. Setiap jengkal bumi seolah menjadi saksi akan langkah dan segenap jasa yang dia berikan kepada umat manusia dan peradaban. Akan tetapi, Allah Yang Maha Mengetahui isi hati tidak bisa ditipu mengenai apa yang terdapat di dalam hatinya. Apakah dia seorang yang mukhlis/benar-benar ikhlas. Ataukah itu semuanya hanya topeng dan pemanis belaka…
Saudaraku yang dirahmati Allah, Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah pernah menafsirkan tentang makna ahsanu amalan; amalan yang terbaik. Kata beliau, ahsanu ‘amalan itu adalah ‘akhlashuhu wa ashwabuhu’ yaitu yang paling ikhlas dan paling benar. Amal yang Allah terima adalah yang ikhlas dan benar. Ikhlas jika dilakukan karena Allah, sedangkan benar maknanya jika ia berada di atas tuntunan/as-Sunnah. Poin yang ingin kita petik di sini adalah perihal keikhlasan…
Syi’ar orang-orang yang ikhlas itu adalah seperti yang Allah kisahkan perkataan mereka, “Sesungguhnya kami memberikan makanan kepada kalian demi mencari wajah Allah, kami tidak ingin balasan ataupun ucapan terima kasih.” Demikianlah syi’ar dan isi hati mereka. Tidak mengharapkan balasan dan imbalan dari manusia. Yang mereka inginkan adalah keridhaan Allah. Mereka juga tidak mencari sanjungan dan simpati massa. Sebab yang mereka cari adalah wajah Allah semata. Inilah potret keikhlasan yang sering kita lupakan.
Kita pun pernah mendengar kisah, tentang tiga orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat. Seorang mujahid, seorang yang berilmu dan pandai membaca al-Qur’an, dan seorang kaya yang suka memberikan bantuan dan kepedulian. Ketiga-tiganya harus menerima kenyataan pahit bahwa amal mereka ditolak di sisi Allah dan membuat mereka masuk ke dalam neraka.
Bukan karena amalan itu tidak sesuai Sunnah, bukan karena amalan itu kecil atau tidak memberikan manfaat untuk umat, bukan karena amalan itu remeh. Namun, karena amal-amal besar yang mereka lakukan telah tercabut dari akar keikhlasan. Amal dan kebaikan mereka hangus gara-gara tidak ditegakkan di atas niat yang ikhlas… Sungguh benar ucapan Abdullah bin al-Mubarok rahimahullah, “Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar karena niatnya. Dan betapa banyak amal yang besar justru menjadi kecil juga karena niatnya.”
Marilah kita renungkan! Apa beda takbirnya orang yang ikhlas seratus karat dengan takbirnya orang yang munafik tulen? Apa bedanya? Tidak ada bedanya. Karena ucapan takbir ‘Allahu akbar’ ketika sholat diucapkan siapa pun, entah dia muslim atau munafik. Jadi, masalah ikhlas ini bukan masalah penampilan, tata-cara dan sifat fisik yang bisa ditangkap dengan indera. Ikhlas adalah persoalan hati. Sesuatu yang tertancap dan bergolak di dalam hati seorang insan.
Ikhlas ini harus berjuang mati-matian untuk bisa eksis dan berjaya di pentas pertarungan antara pasukan tauhid dan pasukan kemusyrikan, perang yang dahsyat antara brigade iman dengan gerombolan kekafiran, ikhlas harus menang dan mengatasi keadaan. Banyak musuh yang mengincarnya. Musuh mengetahui bahwa ikhlas itulah yang menjadi rahasia kemenangan dan gerbang keselamatan. Sebagaimana kisah Yusuf ‘alaihis salam yang begitu menyentuh dan menegangkan. Keikhlasan beliau adalah pintu cahaya Allah, kunci hidayah dan kesucian diri. Godaan wanita cantik dan berkedudukan tak berhasil menyeretnya dalam kenistaan.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, ikhlas selalu berada dalam incaran dan ancaman. Musuh mengintai dan terus mengawasi gerak-gerik hati. Sebisa mungkin mereka menargetkan agar hati itu terus terbuai oleh kenikmatan semu dan kebahagiaan palsu yang dibungkus dengan selebung ketenaran dan harumnya popularitas. Bahkan, setan berusaha menanamkan pikiran kepada si manusia bahwa jerih payah memburu popularitas inilah sejatinya cermin dari keikhlasan. Dia ingin memberikan wajah ikhlas kepada kesyirikan. Na’udzu billahi min dzalik.
Berbicara tentang ikhlas pun membutuhkan keikhlasan. Ikhlas dibutuhkan dimana pun dan kapan pun, oleh siapa pun. Oleh sebab itu, wajarlah jika Imam Bukhari rahimahullah menempatkan hadits innamal a’malu bin niyaat; bahwa amal dinilai dengan niatnya di bagian awal kitab Sahihnya. Demikian pula Imam Abdul Ghani al-Maqdisi dalam kitabnya ‘Umdatul Ahkam serta Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin dan al-Arbain an-Nawawiyah. Ini semua menunjukkan kepada kita tentang pentingnya meluruskan niat dan menjaga keikhlasan.
Sebagian ulama salaf bahkan mengatakan, “Tidaklah aku berjuang menundukkan diriku dengan perjuangan yang lebih berat seperti perjuangan untuk mencapai ikhlas.” Sebagian mereka juga mengatakan, “Ikhlas itu adalah ‘barang’ yang paling mahal.” Ada juga yang mengatakan, “Ikhlas sesaat adalah kunci keselamatan untuk selama-lamanya.” Ada pula yang menasihatkan, “Wahai jiwaku, ikhlaslah kamu niscaya kamu akan selamat.”
Pada hari kiamat nanti, di padang mahsyar, tatkala matahari didekatkan sejarak satu mil. Ketika itu manusia bermandikan peluh dan terjebak dalam genangan keringatnya masing-masing. Di saat itulah Allah berkenan memberikan naungan Arsy-Nya untuk sebagian hamba pilihan. Hamba-hamba yang menghiasi dirinya dengan rona keikhlasan dan semangat ketulusan. Diantara mereka itu adalah, “Seorang lelaki yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” Inilah air mata keikhlasan dan rasa takut kepada Allah. Ada juga “Seorang lelaki yang memberikan sedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.” Ini semua adalah cerminan keikhlasan.
Saturday, November 3, 2018
loe cinta apa nafsu ?? kenali peerbedaan cinta dan nafsu
assalamualaikum wr. wb.
ketika anda anda mencintai seseorang atau anda di cinta i seseorang maka bedakan lah apakah diamemang mencintai anda atau hanya sekedar dalam melampiaskan nafsunya. Cinta adalaha anugrah tuhan yang sangat manis dan kita dapat terbuai oleh nya . cinta dapat membawa kita ke jannah Nya atau malah akan menjerumuskan kita ke api neraka Nya.
ketika anda anda mencintai seseorang atau anda di cinta i seseorang maka bedakan lah apakah diamemang mencintai anda atau hanya sekedar dalam melampiaskan nafsunya. Cinta adalaha anugrah tuhan yang sangat manis dan kita dapat terbuai oleh nya . cinta dapat membawa kita ke jannah Nya atau malah akan menjerumuskan kita ke api neraka Nya.
CUKUP CINTAI DALAM DIAM
bukan karena membenci hadirnya
tetapi menjaga kesuciannya
bukan karena menghindari dunia
tetapi meraih syurga-NYA
bukan karena lemah untuk menghadapinya
tetapi menguatkan jiwa dari godaan syaitan yang begitu halus dan menyelusup
CUKUP CINTAI DRI KEJAUHAN
karena hadirmu tiada kan mampu menjauhkan dari ujian
karena hadirmu hanya akan menggoyahkan iman dan ketenangan
karena mungkin membawa kelalaian hati-hati yang terjaga
CUKUP CINTAI DENGAN KESEDERHANAAN
Memupuknya hanya akan menambah penderitaan
menumbuhkan harapan hanya akan membumbui kebahagiaan para syaitan
CINTAILAH DENGAN KEIKHLASAN
karena tentu kisah Fatimah dan Ali Bin Abi Talib diingini oleh hati
tetapi sanggupkah jika semua berakhir seperti sejarah cinta Salman Al Farisi..??
“.. boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(Al Baqarah : 216 )
Jangan memberi harapan pada yang belum pasti,
kelak ada insan yang bakal dilukai,
Jangan menaruh harapan pada yang belum tentu dimiliki,
nanti hati yang kecewa sendiri.
SEBALIKNYA,
gantunglah segenap pengharapanmu kepada Yang Maha Memberi,
niscaya dirimu tak sesekali dizalimi,
karena Dia mendengar pengharapanmu setiap kali & Dia menunaikannya dgn cara-Nya yang tersendiri
Cukup cintai dalam diam dari kejauhan dengan kesederhanaan & keikhlasan
karena tiada yang tahu rencana Tuhan
mungkin saja rasa ini ujian yang akan melapuk atau membeku dengan perlahan
karena hati ini begitu mudah untuk dibolak-balikkan
serahkan rasa itu pada Yang Memberi dan Memilikinya
biarkan DIA yang mengatur semuanya hingga keindahan itu datang pada waktunya.
“Barangsiapa yang menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga.”
(Umar Bin Khattab ra)
Jika Anda benar-benar mencintainya, Anda tidak akan menyentuhnya.
Bahkan tidak sedikit pun.
Anda akan melindungi martabat dan kesucian sebagai seorang muslimah.
Hanya memeluknya dalam hati Anda untuk beberapa tahun lagi ..
maka Anda dapat melakukannya dengan cara yang halal
“Sesiapa saja yang memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah,membenci karena Allah & menikah karena Allah, maka berarti ia telah sempurna imannya.”
(HR. Al-Hakim)
Dan simpanlah tulisan yang tidak beralamat itu sebaik mungkin.
Bila tiba saatnya kamu disatukan, maka serahkanlah segala isi hatimu itu padanya. Dia pasti bahagia menerimanya, tapi jika waktu itu belum tiba.
Biarlah ia menjadi RAHASIA antara dirimu dan Sang Pencipta saja karena kelak jika dia bukan milikmu, bakarlah coretan itu bersama hilangnya wajah si dia dari hatimu.
cinta memang sangat membingungkan , tak ada salah nya kita sebagai umat islam menggantungkan seluruh urusan cinta kepada tuhan yang maha esa karna jika kita salah dalam mengartikan cinta justru bukan cinta yang kita dapatkan , melainkan hanya nafsu belak.
karna cinta itu indah, nafsu buat kita bubrah
karna cinta itu suci , nafsu itu banci
karna cinta itu buat kita teratwa , nafsu buat kita kecewa
karna cinta itu ingin memberi, nafsu itu pengen di beri
"Jika nafsu lebih kuat berbanding cinta didalam jiwa kita, maka Islam telah menyediakan penyelesaian terbaik yaitu pernikahan.dengan pernikahan semua nafsu akan berubah jadi cinta."
Biarlah ia menjadi RAHASIA antara dirimu dan Sang Pencipta saja karena kelak jika dia bukan milikmu, bakarlah coretan itu bersama hilangnya wajah si dia dari hatimu.
cinta memang sangat membingungkan , tak ada salah nya kita sebagai umat islam menggantungkan seluruh urusan cinta kepada tuhan yang maha esa karna jika kita salah dalam mengartikan cinta justru bukan cinta yang kita dapatkan , melainkan hanya nafsu belak.
karna cinta itu indah, nafsu buat kita bubrah
karna cinta itu suci , nafsu itu banci
karna cinta itu buat kita teratwa , nafsu buat kita kecewa
karna cinta itu ingin memberi, nafsu itu pengen di beri
"Jika nafsu lebih kuat berbanding cinta didalam jiwa kita, maka Islam telah menyediakan penyelesaian terbaik yaitu pernikahan.dengan pernikahan semua nafsu akan berubah jadi cinta."
Supaya kita, pasangan kita dan keturunan kita terjaga..
Monday, October 29, 2018
tanda tanda dia mencintai anda menurut islam
cinta adalah anugrah tuhan yang sangat indah
bahkan demi cinta, seseorang mampu melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nya
lalu bagai manakah pandangan islam tentang cinta ini ???
dan bagaimanakah islam dapat mengetahui cinta seseorang???
inilah beberapa tanda tanda cinta ada pada seseorang

Orang yang mencinta akan bergetar hatinya saat yang dicintainya disebutkan namanya. Tentang fenomena para pecinta, Ibnu Qoyyim menyebutkan:" Karena itu engkau dapati pecinta wanita dan anak-anak, pecinta nyanyian dan qur'an syetan, mereka tidak bergerak hatinya ketika mendengarkan ilmu dan kesaksian iman, juga tidak ketika dibacakan Al-Qur'an. Tetapi saat disebutkan yang dicintainya serta-merta bangkitlah jiwanya, tergeraklah lahir batinnya, karena rindu dan menikmati yang dicintainya, meski sekedar disebut namanya."
Ibnu Qoyyim menyebutkan ada 20 tanda dan bukti cinta:
1. MENGHUNJAMKAN PANDANGAN MATA
Pandangan mata seorang pecinta itu hanya tertuju pada orang yang dicintai.
2. MALU-MALU
Jika orang yang dicintai memandangnya, maka dari itu didapati seorang pecinta hanya bisa memandang kebawah, kepermukaan tanah, disebabkan rasa sungkannya terhadap orang yang dicintainya.
3. BANYAK MENGINGAT ORANG YANG DICINTAI
Membicarakan dan menyebut namanya.
4. TUNDUK Kepada Perintah Orang Yang Dicintai Dan Mendahulukannya Daripada Kepentingan Diri Sendiri.
5. BERSABAR menghadapi gangguan orang yang dicintai, yaitu bersabar dalam menghadapi kedurhakaan dan bersabar dalam melaksanakan keputusan orang yang dicintai.
6. MEMPERHATIKAN perkataan orang yang dicintai dan mendengarkannya.
7, MENCINTAI TEMPAT DAN RUMAH SANG KEKASIH
8. Segera MENGHAMPIRI yang dicintai, kesibukan yang lain ditinggalkan dan menyukai apapun jalan yang bisa mendekatkan dirinya dengan orang yang dicintai.
9. MENCINTAI APAPUN YANG DICINTAI SANG KEKASIH
10. JALAN YANG TERASA PENDEK -padahal panjang- saat mengunjungi sang kekasih.
11. SALAH TINGKAH jika sedang mengunjungi orang yang dicintai atau sedang dikunjungi orang yang dicintai.
12. KAGET dan gregetan tatkala berhadapan dengan orang yang dicintai atau tatkala mendengar namanya disebut.
13. CEMBURU kepada orang yang dicintai, cemburunya akan bangkit jika kekasihnya dijahati dan dirampas haknya.
14. BERKORBAN apa saja untuk mendapatkan keridhaan orang yang dicintai.
15. MENYENANGI apa pun yang membuat senang orang yang dicintai
16. SUKA MENYENDIRI.
17., TUNDUK DAN PATUH kepada orang yang dicintai.
18. HELAAN NAPAS YANG PANJANG DAN KERAP.
19. MENGHINDARI hal-hal yang merenggangkan hubungan dengan yang dicintai dan membuatnya marah.
20. adanya KECOCOKAN antara orang yang mencintai dan yang dicintai
dari 20 tanda tanda cinta diatas , apakah terdapat di pasangan anda ???๐ฑ๐ฑ๐ฑ๐ฑ๐ฑ
cuma anda dan pasangan anda yang tau yaaa ๐๐๐๐
Romantis dan Bikin baperr, meleleh dengan kisah cinta rosullullah
banyak kisah kisah romantis yang bikin baper dari nabi junjungan kita yaitu nabi besar Muhammad SAW. dengan istri Beliau Khadijah ra.
berikut ini setitik cerita rommantis beliau
chek it dot .../..... ๐๐๐๐
Kisah indah Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah ra. selalu berkesan untuk dibaca, dikenang dan diteladani. Cinta sejati dan kesetiaan mencintai
diukur setelah perkawinan, bahkan lebih terbukti setelah kepergian yang
dicintai. Kendati Nabi Muhammad saw. Sangat mencintai Aisyah ra., namun
cinta beliau kepada Siti Khadijah ra. pada hakekatnya melebihi cintanya
beliau kepada Aisyah ra., bahkan cinta itu melebihi semua cinta yang
dikenal umat manusia terhadap lawan jenisnya. Sementara hikayat tentang
cinta, seperti Romeo dan Juliet, Lailah dan Majnun, tidak teruji melalui
kehidupan bersama mereka sebagai suami istri. Karena itu, sekali lagi
dikatakan bahwa cinta Rasulullah saw. Kepada Khadijah ra. Adalah puncak
cinta yang diperankan oleh seorang laki-laki kepada perempuan dan
sebaliknya. Sangat besar rasa cinta Rasulullah kepada Khadijah, sampai-sampai Aisyah mengatakan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, “Tidak pernah aku merasa cemburu
kepada seorang pun dari istri-istri Rasulullah seperti kecemburuanku
terhadap Khadijah. Padahal aku tidak pernah melihatnya. Tetapi
Rasulullah seringkali menyebut-nyebutnya. Jika ia memotong seekor
kambing, ia potong-potong dagingnya, dan mengirimkannya kepada
sahabat-sahabat Khadijah.
Maka aku pun berkata kepadanya, “Sepertinya tidak ada wanita lain di dunia ini selain Khadijah…!”
Maka berkatalah Rasulullah, “Ya, begitulah ia, dan darinyalah aku mendapatkan anak.”
Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu saat Aisyah merasa cemburu,
lalu berkata, “Bukankah ia (Khadijah) hanya seorang wanita tua dan allah
telah memberi gantinya untukmu yang lebih baik darinya? (maksud Aisyah
yang menggatikan Khadijah adalah dirinya). Maka Belaiu pun marah sampai
berguncang rambut depannya. Lalu Beliau bersabda, “Demi Allah! Ia tidak
memberikan ganti untukku yang lebih baik darinya. Khadijah telah beriman
kepadaku ketika orang-orang masih kufur, ia membenarkanku ketika
orang-orang mendustakanku, ia memberikan hartanya kepadaku ketika
manusia lain tidak mau memberiku, dan Allah memberikan kepada anak
darinya dan tidak memberiku anak dari yang lain.”
Maka aku berkata dalam hati,” Demi Allah, aku tidak akan lagi menyebut Khadijah dengan sesuatu yang buruk selama-lamanya.”
Ketika Aisyah ingin menampakkan kelebihannya atas Khadijah, ia
berkata kepada Fatimah ra., putri Nabi dari Khadijah ra.: “Aku gadis
ketika dinikahi ayahmu sedang ibumu adalah janda ketika dinikahi
ayahmu.” Rasul saw. Yang mendengar ucapan ini dari putrinya yang
mengeluh bersabda: “Sampaikanlah kepadanya ‘Ibuku (maksudnya Khadijah
ra) lebih hebat dari engkau, beliau menikahi ayahku yang jejaka, sedang
engkau menikahinya saat beliau duda.”
Disamping itu Rasulullah tidak memadu Khadijah dengan wanita lain, sedang semua istri selainnya dimadu.
Teman-teman Khadiijah pun masih diingat oleh Rasul dan berpesan
kepada putri-putri beliau agar terus menjalin hubungan kasih dengan
mengirimkan hadiah-walau sederhana- kepada mereka.
Ketika Fath Makkah, yakni hari keberhasilan rasul saw memasuki kota
Mekkah bersama kaum Muslim, beliau berkunjung ke lokasi rumah Khadijah
ra., karena rumah itu sendiri telah tiada. Beliau juga-pada hari itu-
menyendiri, di tengah kesibukan bersama pasukan kaum Muslim, dengan
seorang wanita tua sambil bercakap-cakap dengan wajah berseri-seri.
Aisyah ra yang melihat hal tersebut bertanya:”Siapa orang itu dan apa
yang dibicarakannya?” Ternyata wanita tua itu sobat karib Khadijah ra
dan pembicaraan Nabi saw dengannya berkisar pada kenangan manis masa
lalu.
Gerak langkah suara dan ketukan pintu yang biasa dilakukan Khadijah
ra pun terus segar dalam benak dan pikiran beliau. Suatu ketika beliau
mendengar ketukan dan suara serupa. Beliau berkomentar:”Ini cara ketukan
Khadijah. Saya duga yang datang adalah Hala ( saudara perempuan
Khadijah ra.) dan ternyata dugaan beliau benar.
Demikianlah keagungan cinta Rasulullah swa. kepada Khadijah ra. Yang akan tetap terukir indah sepajang zaman.
Wallahu ‘alam
Nikmat Shubuh
Suatu kenikmatan yang amat besar saat kita tidur kemudian kita terbangun kembali. Tidak semua orang dapat merasakan kenikmatan ini. Saat subuhpun merupakan suatu pelajaran yang binatang ajarkan kepada manusia.
Waktu subuh sautan ayam telah mengarjarkan kita untuk bangun dan mengucap rasa syukur terhadap Allah. Pada saat tersebut, seseorang tertidur tanpa berhubungan dengan dunia nyata. Tubuh dan jiwanya terpisah. Saat ini, yang dia pikirkan sebagai tidur, sebenarnya adalah sejenis kematian.
Allah menerangkan dalam Al Qur’an bahwa jiwa manusia diambil pada saat mereka tertidur.
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui
apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu
pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan,
kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu
apa yang dahulu kamu kerjakan (QS Al An’am, 6:60)
Sesungguhnya saat kita tertidur Allah mematikan kita sesaat. Oleh karenanya Rasulullah mengajarkan do’a “Alhamdulillahi al-ladzi ahyaana ba’da ma amatana wa ilaihi an-nushur” artinya “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah dimatikan-Nya,dan kepada-Nya kami akan kembali”.
Suasana segar dipagi hari memberikan inspirasi tertanda kekuasaan Illahi. Segarnya udara pagi belum terkontaminasi polusi memberikan khasiat yang luar biasa bagi pernafasan kita. Kualitas oksigen yang baik ini akan memaksimalkan kerja otak, mencegah kerusakan paru-paru, memperlancar peredaran darah, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Di saat orang membuka matanya di pagi dini hari, dia menujukan pikirannya kepada Allah dan memulai hari dengan sebuah sholat yang khusyuk, Sholat subuh.
Bagi mereka yang beriman dan hidup berdasarkan ajaran Al Qur’an, setiap hari baru penuh akan bukti keberadaan Allah dan kenyataan yang menuntun kepada iman. Sebagai contoh, membuka mata dan memulai hari merupakan salah satu nikmat Allah kepada manusia dan kenyataan yang menuntun kepada iman yang perlu direnungkan.
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa
(orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa
(orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang
lain sampai waktu yang ditetapkan (QS Az Zumar, 39:42)
Dalam ayat-ayat tersebut, Allah berfirman bahwa jiwa manusia diambil pada saat tidur, namun dikembalikan lagi sampai waktu yang telah ditentukan untuk kematian datang. Selama tidur, seseorang setengah kehilangan kesadaran terhadap dunia luar. Untuk bangkit dari “kematian” tidur kepada kesadaran dan kondisi yang sama seperti pada hari sebelumnya, dan untuk dapat melihat, mendengar, dan merasakan dengan baik dan sempurna adalah sebuah keajaiban yang harus kita renungkan.
Seseorang yang berangkat tidur di malam hari tidak dapat memastikan bahwa nikmat yang tiada bandingannya ini akan diberikan lagi kepadanya besok pagi. Dan kita tidak pernah dapat memastikan apakah kita akan mengalami bencana atau bangun dalam kondisi sehat.[1]
Sementara pengertian dari barokah itu sendiri ialah “ziyadah Al-Khoir” artinya bertambah kebaikan. Sungguh beruntung bagi orang yang dalam hidupnya panjang umur dan banyak amal kebaikan atau amal sholehnya.
Semoga kita bisa memanfaatkan usia, sehingga dapat beramal sholeh dengan ikhlas. Aamiin.
Wallahua’lam bishshowab. . .
aksi banser bakar bendera tauhid
ENSIKLOPEDIA ISLAM-Kepolisian menjelaskan kronologi pembakaran bendera diduga milik ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), saat perayaan Hari Santri Nasional di Lapangan Alun-Alun Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut pada Senin (22/10) . Pembakaran bendera berwarna hitam bertuliskan kalimat tauhid, yang videonya viral tersebut dilakukan oleh OKNUM anggota Banser.
Menurut Dedi, peringatan hari Santri Nasional ke-3 ini diikuti sekitar empat ribu orang yang berada di wilayah Garut Utara, tepatnya Kecamatan Limbangan, Cibiuk, Leuwigoong dan Cibatu. Kegiatan ini diawali dengan giat istighosah yang diikuti oleh seluruh peserta.
"Namun pada pukul 09.30 Wib telah terjadi pembakaran diduga bendera HTI (Hizbut Thahrir Indoesia) yang dilakukan oleh peserta kegiatan atau anggota Banser," kata Dedi, Selasa (23/10).
Pembakaran ini terjadi ketika salah seorang peserta peringatan Hari Santri Nasional membawa bendera dengan begroun hitam bertuliskan kalimat tauhit yang di klaim Nahdatul Ulama sebagai bendera HTI.
padahal ketua panitia sudah melarang para peserta untuk membawa bendera "HTI" tersebut.
Dengan spontan para anggota banser langsung merampas bendera tersebut dan langsung membakarnya. Dalam vidio tersebut terlihat bahwa oknum banser yang membakar sangat girang karna telah membakar bendera HTI tanpa tau kalok tersemat kata TAUHID dalam bendera tersebut.
Memang sangat disayangkan, alih alih mendapat respon positif dari umat karna telah membakar bendera HTI namun mendapatkan kecamanan yang sangat tajam dari seluruh umat islam di indonesia bahkan dunia karna telah membakar kalimat Tauhid yang setiap umat islam dunia ingin hidup dan mati dengan mengucap kalimat tersebut.
walaupun demikian , Banser melalui GP Ansor tetap bersikukuh bahwa yang ia bakar adalah bendera HTI karna sang pembawa bendera telah mengaku bahwa itu adalah bendera HTI. namun umat islam indonesia masih tetap menyayangkan tindakan tersebut karna telah membakar bendera Tauhid.
kaliamat Tauhid adalah kalimat syahadat yang dimana dalam kalimat tersebut kita akan bersaksi bahwa Tiada tuhan selain ALLAH dan Nabi MUHAMMAD adalah rosul utusan ALLAh.
nah .... bagaimana menurut pendapat kalian tentang tindakan Banser ini !!!!
Monday, October 22, 2018
HIDUP INDAH DALAM ISLAM
Islam adalah agama yang lurus ,benar,dan agama yang paling dominan panganutnya di Indonesia. Nah disini saya ingin menjelaskan indahnya hidup dalam Islam
Alasan pertama saya mengatakan bahwa islam itu indah yaitu Segala sesuatu dari kita bangun sampai tidur lagi itu di atur semua oleh Allah. Dari bangun tidur kita di wajibkan untuk membaca doa bangun tidur . lalu kita mandi .. Masuk ke kamar mandi ada doanya.. Berpakaian ,berkaca juga ada doanya.. Lalu keluar rumah untuk menjalankan aktivitas sampai masuk ke rumah lagi juga ada doanya.. Dan terakhir kita mau tidur juga ada doanya dan posisi tidur yang baik juga di terangkan dalam Alquran dan hadist . Ya.. Di Islam juga diajarkan cara makan dan minum yang benar. Maksudnya makan yang benar itu contoh kecilnya: kalo makan yang panas tidak boleh di tiup karna membuat makanan itu gak berkah di tubuh kita. Dan masih banyak contoh lainnya .saya yakin di agama lain tidak ada yang mengatur segala aktivitas di kehidupan sampai se detail ini .
Alasan kedua adalah Islam itu benar .
Ya.. Kalo hal ini saya yakin sekali, karena di Alquran sudah di jelaskan bahwa agama islam adalah agama yang murni dan barang siapa yang toat akan masuk ke dalam surga nya Allah.
Sedikit informasi.. Al quran juga dijelaskan bahwa islam itu terpecah belah menjadi 73 golongan.
Alasan ketiga ,Islam mengajarkan cara berpakaian yang baik .
Seorang muslim (pria) di sunnah kan untuk memakai celana di atas mata kaki karena salah satu hadist menerangkannya bahwa segala sesuatu (celana) yang di bawah mata kaki maka neraka tempatnya.. Dan alasan kedua karena celana di bawah mata kaki tanda tanda orang sombong yang di larang oleh Allah .
Seorang muslimah(wanita) di wajibkan memakai pakaian yg syar'i apalagi kalau sudah baligh(mengalami haid). Syar'i berarti menutup auratnya. Aurat seorang muslimah itu semua anggota tubuhnya, dari ujung kepala sampai ujng kaki. Namun Allah memberi kemurahan kepada para muslimah yaitu boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangannya.. Selebihnya itu aurot dan tidak boleh terlihat orang yang bukan mahromnya.
Alasan yang ke empat ,selalu beribadah kepada Allah.
Dalam Islam.. Ibadah itu di nomor satukan.. Dalam sehari kita di wajibkan untuk menunaikan sholat 5 waktu.. Dan di lengkapi dengan mengaji Alquran dan hadist agar kita bisa memperluas ilmu agama Islam yang benar ini. Dan juga Islam menganjurkan untuk membayar zakat agar harta yang kita miliki itu suci dan menjadikan orang itu tidak pelit.. Karna semua harta yang kita miliki ini hanya milik Allah. Lalu di setiap bulan ramadhan melaksanakan puasa romadhon yang pahala pada bulan itu 700× lipat dan bahkan lebih banyak pahala yang dilipat kan oleh Allah sesuai amalan yang dikerjakan oleh hamba Nya.
Haji dan umroh juga di lakukan oleh seorang muslim/ah yang mampu. Dan masih banyak lagi. Jadi di Islam nggak ada yang namanya ibadah seminggu sekali.
Jadi.. Bagi temen temen yang sudah terlahir dalam agama Islam.. Bersyukurlah.. Karena mendapat hidayah ini sangatlah beruntung dan janganlah kalian sia siakan atau bahkan murtad (keluar dari agama Islam). Islam mengajarkan semuanya agar kaumnya masuk ke dalam surganya Allah. Dan ingat.. Ini semua walaupun susah atau bahkan ribet ,pasti ada hikmahnya dalam kehidupan kita.Untuk yang belum menganut agama Islam mungkin dengan membaca artikel ini bisa menyadari bahwa Islam itu satu satunya agama yg benar dan merupakan jalan yg lurus dengan berpegang pada Alquran dan hadist.
Sekian artikel ini, semoga bermanfaat untuk kita semua. (AP)
Monday, October 15, 2018
Berhijab, Haruskah Aku Sempurna Dulu?
Assalamualaikum calon penghuni surganya Allah,
Berapa banyak muslimah yang sudah berhijrah. Namun ujian tak berhenti menyapa,,kenapa? iya,karena Allah ingin tau seberapa jujur kita dengan hijrah ini. Satu hal yang paling sulit adalah melawan diri sendiri.
Sepanjang perjalanan, masih banyak yang ga luput dari salah karenanya dipandang sebelah mata. Mulailah, banyak mata memandang rendah,yang disalahkan hijab kita.
Ada yang masih bergosip, yang disalahkan hijabnya. Ada yang berkata kasar,lagi lagi yang disalahkan hijabnya, ada yang melakukan tindak memalukan, diminta lepas hijabnya.
Bukan lebih baik tak berhijab, yang penting baik hatinya, karena yang hatinya baik pasti berhijab. Yang benar adalah, berhijab itu wajib dan memperbaiki akhlak itu kewajiban.
Jangan mencibir mereka yang mencoba sholehah, karena butuh perjuangan untuk berubah. Juga jangan mencibir mereka yang masih berdosa, karena Allah maha membolak balikkan hati manusia. Saling mendukung,saling menghargai, dan saling mendoakan dalam kebaikan:).
Jangan salahkan hijabnya ya... - (PW)
Berapa banyak muslimah yang sudah berhijrah. Namun ujian tak berhenti menyapa,,kenapa? iya,karena Allah ingin tau seberapa jujur kita dengan hijrah ini. Satu hal yang paling sulit adalah melawan diri sendiri.
Sepanjang perjalanan, masih banyak yang ga luput dari salah karenanya dipandang sebelah mata. Mulailah, banyak mata memandang rendah,yang disalahkan hijab kita.
Ada yang masih bergosip, yang disalahkan hijabnya. Ada yang berkata kasar,lagi lagi yang disalahkan hijabnya, ada yang melakukan tindak memalukan, diminta lepas hijabnya.
Bukan lebih baik tak berhijab, yang penting baik hatinya, karena yang hatinya baik pasti berhijab. Yang benar adalah, berhijab itu wajib dan memperbaiki akhlak itu kewajiban.
Jangan mencibir mereka yang mencoba sholehah, karena butuh perjuangan untuk berubah. Juga jangan mencibir mereka yang masih berdosa, karena Allah maha membolak balikkan hati manusia. Saling mendukung,saling menghargai, dan saling mendoakan dalam kebaikan:).
Jangan salahkan hijabnya ya... - (PW)
Thursday, October 11, 2018
Lalai, Sampai Kapankah Engkau Singgah?
Assalamualaikum calon penghuni surganya Allah:)
LALAI. Berapa banyak manusia yang ga luput dari kata itu. Bahkan tak sedikit manusia yang merugi di dunia ini karena kelalaian itu, salah satunya lalai dalam mengingat Allah.
Ingatkah kita, gimana kita bisa selamat ketika maut ingin merebut nyawa ini dari suatu musibah atau kecelakaan?,, masih ada di antara kita mengatakan itu sebagai keberuntungan.Tanpa kita sadar, kita punya Allah yang mempunyai berbagai cara untuk menyelamatkan hambanya.
Baik? iya!Allah memang maha baik. Tapi kadang kita suka tak bersyukur dan malah lalai kepadaNya. Bahkan kita ga ada rasa malu, ketika kita lalai dan berbuat dosa, tapi Allah masih mau mengabulkan doa kita,yang selalu lalai dan selalu berbuat dosa.
Selalu ingat bahwa tak ada satu pun dari mereka atau dari kita yang bisa saling menolong di akhirat kelak, kita akan di hisab sendiri-sendiri. Buat yang masih lalai. Berhenti untuk lalai, dan mulailah mencoba TAAT kepadaNya:). Nah buat yang udah mencoba untuk tidak lalai, SAMI'NA wa ATO'NA. Ya Allah kami mendengar,dan kami mau TAAT.
Setiap manusia punya kesempatan untuk mencoba tidak lalai,dan selalu ingin TAAT kepadaNya.
Jangan lalai lagi ya... - (PW)
LALAI. Berapa banyak manusia yang ga luput dari kata itu. Bahkan tak sedikit manusia yang merugi di dunia ini karena kelalaian itu, salah satunya lalai dalam mengingat Allah.
Ingatkah kita, gimana kita bisa selamat ketika maut ingin merebut nyawa ini dari suatu musibah atau kecelakaan?,, masih ada di antara kita mengatakan itu sebagai keberuntungan.Tanpa kita sadar, kita punya Allah yang mempunyai berbagai cara untuk menyelamatkan hambanya.
Baik? iya!Allah memang maha baik. Tapi kadang kita suka tak bersyukur dan malah lalai kepadaNya. Bahkan kita ga ada rasa malu, ketika kita lalai dan berbuat dosa, tapi Allah masih mau mengabulkan doa kita,yang selalu lalai dan selalu berbuat dosa.
Selalu ingat bahwa tak ada satu pun dari mereka atau dari kita yang bisa saling menolong di akhirat kelak, kita akan di hisab sendiri-sendiri. Buat yang masih lalai. Berhenti untuk lalai, dan mulailah mencoba TAAT kepadaNya:). Nah buat yang udah mencoba untuk tidak lalai, SAMI'NA wa ATO'NA. Ya Allah kami mendengar,dan kami mau TAAT.
Setiap manusia punya kesempatan untuk mencoba tidak lalai,dan selalu ingin TAAT kepadaNya.
Jangan lalai lagi ya... - (PW)
Friday, May 25, 2018
Kisah Umar bin Khattab dan Seekor Burung
Pada saat Umar bin Khattab berjalan santai di pinggiran kota Madinah, ia melihat seorang anak kecil yang menggenggam seekor burung di tangannya. Anak kecil itu memainkan burung tersebut tanpa rasa kasihan. Dan burung itu terlihat tersiksa dan teraniaya akibat dimainkan oleh anak kecil tersebut.
Melihat apa yang telah dilakukan oleh anak kecil tersebut terhadap burung itu, Umar merasa kasihan dengan burung tersebut. Umar tidak mampu melihat burung itu tersiksa. Sehingga kemudian Umar membeli burung tersebut dari anak kecil itu dan melepaskannya. Terlepaslah burung itu dalam alam yang bebas.
Begitu mulianya sifat Umar bin Khattab, ia tidak hanya menyangi manusia, tetapi juga menyayangi makhluk hidup. Maka ketika Umar wafat, Jumhur Ulama bertemu Umar dalam mimpi. Kemudian para ulama tersebut bertanya kepada Umar. “Wahai Umar, Apa yang telah Allah perbuat kepada engkau?” Umar menjawab, “Sungguh Allah telah mengampuniku”.
Kemudian mereka bertanya, “Apakah engkau diampuni Allah karena kebaikanmu, sifat adilmu, atau sifat zuhudmu?” Umar menjawab, “Ketika mereka meletakkanku di dalam kubur, menutupku dengan tanah dan meninggalkanku, maka datang dua orang malaikat yang sangat menakutkan. Seketika itu hilang akalku, serasa lepas tulang-tulangku dari persendiannya dan mereka memegangku, kemudian mendudukkanku. Kemudian kedua malaikat tersebut ingin menanyaiku, namun belum sempat mereka bertanya, aku mendengar suara (panggilan) dari langit, “Tinggalkan oleh kalian (dua malaikat) hambaku dan janganlah kalian menakutinya, karena sesungguhnya Aku menyayangi dan mengampuninya”. Aku menyayanginya karena ia menyayangi seekor burung waktu di dunia, dan aku menyayanginya di akhirat sebagai balasan atas kebaikannya.
Dari cerita di atas dapat kita ambil sebuah hikmah (pelajaran) agar kita saling menyayangi sesama makhluk hidup, baik itu manusia, binatang, tumbuhan dan lain sebagainya. Karena orang yang menyayangi apa yang ada di bumi, maka Allah akan menyayangi kita di akhirat kelak. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Saling menyanglah kalian, niscaya Alla yang Maha Rahman akan menyayangimu. Sayangilah oleh kalian akan apa yang ada di bumi, maka kamu akan disayangi oleh makhluk yang ada di langit” (HR Abdullah bin Umar).
Semoga cerita ini bermanfaat untuk kita, dan semoga cerita ini menjadi inspirasi bagi kita agar senantiasa saling menyangi dalam hidup ini, baik itu hubungan baik kepada manusia, binatang dan hubungan baik dengan alam. Semoga Allah selalu memberikan hidayah kepada kita agar senantiasa berbuat baik, dan mendapat kebaikan pula di akhirat kelak….. Wallahu A’lam
Sumber : Here
Detik-Detik Terakhir Rasulullah Muhammad SAW
“Tiga hari sebelum Rasulullah meninggal, Umar bin Khattab dan para sahabat lainnya berdiri di samping tubuh Rasulullah yang terbaring. Rasulullah bersabda, ‘Sekaran aku akan tuliskan bagi kalian sehingga kalian tidak akan tersesat setelahku.’ Umar bin Khattab menimpali, ‘Rasulullah telah dikuasai oleh penyakitnya; kalian sudah memiliki Qur’an, Kitabullah. Itu cukup bagi kita semua.’ Pernyataan Umar mengundang kemarahan dari semua orang yang hadir. Beberapa mengatakan bahwa perintah Rasulullah itu harus segera dipatuhi supaya ia bisa menuliskan apa yang ingin ia tuliskan untuk menuntun umat semua. Sedangkan sebagian lain sepakat dengan Umar. Ketika ketegangan sudah memuncak, Rasulullah berkata dengan marah, ‘Pergilah kalian semua dariku!’
Seandainya Umar bin Khattab mau bersabar dan tidak mencegah Rasulullah menuliskan surat wasiatnya, maka umat Muhammad tidak akan mungkin berpecah belah selamanya. Mereka akan berpedoman pada selembar tulisan dari Muhammad al-Mustafa itu yang akan menjadi pemersatu umat Muslim sedunia.
Oleh karena itu, Ibn Abbas seringkali berkata setelah kejadian itu: “Malang sekali, sungguh malang sekali. Kejadian dulu itu dimana pertentangan dan keributan terjadi, telah membuat Rasulullah murka dan tidak jadi menuliskan wasiatnya dan oleh karena itu, Rasulullah tidak meninggalkan apa yang ia ingin tuliskan dalam selembar kertas.”
Riwayat dari Sa’id Ibn Jubayr dituliskan dalam Sahih Bukhari. Ia meriwayatkan sebagai berikut:
Ibnu Abbas pernah berkata, “Duhai hari Kamis, malang nian hari Kamis!,” kemudian Ibnu Abbas menangis dengan keras sehingga bebatuan kecil yang ada di sekitar dirinya basah karena tangisannya. Kemudian ia melanjutkan, “Ketika itu hari Kamis. Penyakit Rasulullah sedang menghebat, kemudian ia berkata, ‘Bawakan untukku kertas dan pena supaya aku bisa menuliskan sesuatu yang dengannya kalian tidak akan lagi tersesat sepeninggalku.’ Orang-orang mulai ribut dan bertengkar satu sama lainnya dan mereka melakukan hal itu di depan Rasulullah yang masih hidup bersama mereka. Seseorang mengatakan bahwa Rasulullah telah meracau. Rasulullah berteriak akhirnya, ‘Pergilah kalian semua dariku! Aku lebih berakal daripada kalian semua.”
Diriwayatkan dalam kitab Raudatul-ahbab bahwa Rasulullah telah berkata kepada Fathimah, “Bawalah kedua anakmu kepadaku.” Kemudian Fathimah membawa Hasan dan Husein ke hadapan Rasulullah. Keduanya kemudian memberi salam kepada Rasulullah, kemudian duduk di tepi pembaringannya dan kemudian menangis ketika melihat kakeknya sedang menderita seperti itu. Keduanya menangis pilu sehingga orang-orang yang hadir di situ ikut menangis keras. Hasan meletakkan wajahnya di wajah Rasulullah, sedangkan adiknya, Husein, meletakkan wajahnya di dada Rasulullah. Rasulullah membuka matanya, kemudian ia menciumi kedua cucunya itu dengan penuh kasih sayang. Itu juga sekaligus untuk memberikan orang-orang pelajaran bahwa mereka harus mencintai dan menghormati kedua cucunya itu. Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa para sahabat yang kebetulan hadir di sana pada saat itu, demi melihat Hasan dan Husein menangis mereka juga ikut menangis keras. Di tengah-tengah suasan haru itu Rasulullah berseru, “Panggilah saudaraku Ali dan bawalah kepadaku.”. ‘Ali datang dan berdiri di sisi pembaringan sambil memegang kepala Rasulullah. Ali kemudian mengangkat kepala Rasulullah dan meletakkannya di pangkuannya. Rasulullah berkata:“Ya, Ali! Aku telah meminjam sejumlah uang dari seorang Yahudi untuk keperluan tentara ekspedisi Usamah. Tolonglah bayarkan hutangku itu. Dan, Ali. Engkau akan menjadi orang pertama yang akan menemuiku di mata air al-Kautsar. Engkau juga akan mendapatkan banyak sekali masalah sepeninggalku. Engkau harus bersabar menghadapinya dan apabila engkau lihat orang-orang lebih mencintai dunia, maka engkau harus lebih memilih akhirat.”
Yang berikut ini diambil dari Khasa’is dari Nasa’i dari Ummu Salamah:
“Demi Allah, orang yang paling dekat dengan Rasulullah ketika Rasulullah meninggal itu adalah Ali. Pada pagi hari ketika Rasulullah hendak meninggal. Rasulullah memanggil Ali yang sedang disuruh untuk melakukan sebuah tugas. Rasulullah memanggil-manggil Ali sebanyak tiga kali sebelum akhirnya Ali datang. Ali datang sebelum matahari terbit. Karena kami tahu Rasulullah ingin meluangkan waktunya sendirian bersama Ali, maka akhirnya kami membiarkan mereka berdua. Aku yang terakhir keluar; oleh karena itu aku berdiri dekat sekali ke pintu kamar—lebih dekat daripada para wanita yang lain. Aku melihat Ali mendekatkan kepalanya kepada Rasulullah dan Rasulullah tampaknya membisikkan sesuatu ke telinganya selama beberapa saat lamanya. Oleh karena itu, Ali adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah disaat-saat kematiannya.”
Al-Hakim memberikan catatan dalam kitab Mustadrak-nya:
“Rasulullah terus menerus menaruh kepercayaan kepada Ali hingga ajal menjemputnya. Dan Rasulullah menghembuskan nafasnya yang terakhir di dekat Ali.”
Ibn al-Wardi menyatakan bahwa orang-orang yang memandikan jenazah Rasulullah ialah:
“Ali, Abbas, Fadl Qutham, Usamah, dan Shaqran. Abbas, Fadhl dan Qutham membolak-balikkan jenazah Rasulullah. Usamah dan Shaqran menyirami tubuh Rasulullah dengan air, dan Ali yang membersihkan jenazah Rasulullah.”
Dalam Tarikh al-Khamis ada tambahannya:
“Abbas, Fadhl, dan Qutham membolak-balik jenazah Nabi sementara Usamah dan Shaqran yang menyiramkan airnya. Semuanya matanya ditutup kain.”
Ibn Sa’d menceritakan kejadian ini dalam kitab Tabaqat-nya:
“Ali meriwayatkan bahwa Rasulullah melarang siapapun memandikan jenazahnya kecuali Ali sendiri dan apabila orang lain yang melakukannya maka kedua matanya akan buta.”
Sementara itu ‘Abdul Barr dalam kitabnya Al-Isti’ab, mengutip dari Abdullah bin Abbas yang berkata: “Ali memiliki empat keutamaan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang lain. Keutamaannya itu ialah:
- Diantara semua orang Arab dan non-Arab (‘Ajam), Ali adalah orang yang pertama kali shalat bersama Rasulullah
- Di dalam semua peperangan yang ia ikuti, Ali pastilah menjadi pemegang panji (bendera perang) di tangannya
- Ketika semua orang kabur dari peperangan meninggalkan Rasulullah sendirian, Ali bin Abi Thalib tetap berada di samping Rasulullah tak bergeming
- Ali adalah satu-satunya manusia yang memandikan jenazah Rasulullah dan memasukkan jenazahnya ke liang lahat.”
Baik Abul-Fida’ maupun Ibn al-Wardi menunjukkan bahwa Rasulullah itu meninggal pada hari Senin dan kemudian dikebumikan keesokan harinya yaitu pada hari Selasa. Akan tetapi di dalam hadits lain disebutkan bahwa Rasulullah itu dikebumikan pada malam hari antara malam Selasa dan Rabu. Ini mungkin kelihatannya lebih faktual mendekati sumber yang disebutkan pertama. Akan tetapi ada juga sumber lain yang mengatakan bahwa Rasulullah tidak dikebumikan hingga 3 hari setelah hari meninggalnya.
Dalam kitab Tarikh-al-Khamis, disebutkan bahwa Muhammad ibn Ishaq mengatakan sebagai berikut:
“Rasulullah itu meninggal pada hari Senin dan kemudian dikebumikan pada malam hari Rabu”
Sedangkan mengenai usianya ketika Rasulullah meninggal, Abul-Fida’ menuliskan:
“Ada perbedaan pendapat mengenai usia Rasulullah ketika ia meninggal dunia. Akan tetapi apabila kita menghitungnya dengan menggunakan hadits-hadits yang terkenal, maka kemungkinan Rasulullah itu hidup hingga usia 63 tahun”
Rasulullah meninggal pada tanggal 28 Safar tahun 11H. Dengan itu kehidupan dari Nabi terakhir itu berakhir di dunia ini.
“Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.” (QS. Al-Ahzab: 45—46)
Rasulullah telah meninggalkan dunia fana ini akan tetapi pesan-pesan yang ia bawa untuk umat manusia tetap abadi bersama kita.
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. Al-Maa’idah: 16)
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)
“…………... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”(QS. Al-Hasyr: 7)
Source : Here
Subscribe to:
Comments (Atom)










